Inilah Logo Baru HUT RI 71 Tahun
Seperti biasa, menjelang bulan keramat Agustus, pemerintah Indonesia senantiasa membuat logo untuk merayakan hari kemerdekaannya. Tahun 2016 ini, logo baru HUT RI yang ke-71 tahun sudah disahkan dan diresmikan oleh pemerintah.
Logo berbentuk dasar lingkaran berwarna merah yang dibelah secara diagonal dan mengalami segragasi di bagian kanan tersebut, dibuat oleh Adityayoga. Seorang aktivis grafis di Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) dan juga sekaligus seorang dosen grafis di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Sebagaimana dikutip dari Jawa Pos, disebutkan logo tersebut merupakan permintaan langsung dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pimpinan Triawan Munaf.
ADGI diminta membuat desain logo HUT Ke-71 RI. Tak banyak syarat ataupun ketentuan yang diminta Bekraf. Utamanya ada tagline ”Indonesia Kerja Nyata” dan desainnya tidak terlalu jauh dari tahun lalu.
Dan ternyata, pihak Bekraf menyetujui logo yang dibuat oleh Adityayoga tersebut. Ia sendiri mengaku cukup surprise dan terkejut, karena ternyata karya sederhananya yang dipilih oleh pemerintah sebagai logo resmi HUT RI ke-71 tahun.
Secara resmi, pernyataan pihak Sekretaris Negara bisa dilihat di SINI.
Filosofi Logo
Adityayoga menyebut, ia jenuh dengan logo yang selama ini selalu identik dengan burung garuda atau bendera. ”Saya kok agak capek ya, lihat secara visual kayak gitu. Kenapa tidak bikin yang simpel saja?” ungkapnya kala itu.
Baginya, sebuah logo jangan sampai berhenti sebagai karya visual saja. Namun lebih dari itu, harus pula berperan dalam memberikan solusi bagi suatu permasalahan. ”Ketika desain tidak bisa membuat orang bergerak, maka tidak bisa disebut desain," ucapnya. Karena itu, dosen yang mengajar di IKJ tersebut senantiasa menekankan kepada mahasiswanya agar membuat desain dengan benar. Bukan desain yang bagus.
Lebih lanjut, ia menuturkan, desain sederhana yang ia buat itu, sengaja disisakan ruang cukup luas dalam lingkaran. Baik di depan angka 7 maupun di belakang angka 1. Aditya sengaja melakukannya untuk memberi masyarakat ruang berkreasi mengisi ruang lingkaran.
Logo berbentuk dasar lingkaran berwarna merah yang dibelah secara diagonal dan mengalami segragasi di bagian kanan tersebut, dibuat oleh Adityayoga. Seorang aktivis grafis di Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) dan juga sekaligus seorang dosen grafis di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Sebagaimana dikutip dari Jawa Pos, disebutkan logo tersebut merupakan permintaan langsung dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pimpinan Triawan Munaf.
ADGI diminta membuat desain logo HUT Ke-71 RI. Tak banyak syarat ataupun ketentuan yang diminta Bekraf. Utamanya ada tagline ”Indonesia Kerja Nyata” dan desainnya tidak terlalu jauh dari tahun lalu.
Beberapa anggota ADGI lantas diminta mengajukan karya. Dan di antaranya masih menggunakan ciri Garuda atau yang bisa menunjukkan ciri Indonesia.
Dan ternyata, pihak Bekraf menyetujui logo yang dibuat oleh Adityayoga tersebut. Ia sendiri mengaku cukup surprise dan terkejut, karena ternyata karya sederhananya yang dipilih oleh pemerintah sebagai logo resmi HUT RI ke-71 tahun.
Secara resmi, pernyataan pihak Sekretaris Negara bisa dilihat di SINI.
Adityayoga, Sekjen ADGI sekaligus perancang logo HUT RI ke-71 tahun. (Foto: Jawapos) |
Adityayoga menyebut, ia jenuh dengan logo yang selama ini selalu identik dengan burung garuda atau bendera. ”Saya kok agak capek ya, lihat secara visual kayak gitu. Kenapa tidak bikin yang simpel saja?” ungkapnya kala itu.
Baginya, sebuah logo jangan sampai berhenti sebagai karya visual saja. Namun lebih dari itu, harus pula berperan dalam memberikan solusi bagi suatu permasalahan. ”Ketika desain tidak bisa membuat orang bergerak, maka tidak bisa disebut desain," ucapnya. Karena itu, dosen yang mengajar di IKJ tersebut senantiasa menekankan kepada mahasiswanya agar membuat desain dengan benar. Bukan desain yang bagus.
...buatlah desain dengan benar, bukan desain yang (asal) bagus.
Lebih lanjut, ia menuturkan, desain sederhana yang ia buat itu, sengaja disisakan ruang cukup luas dalam lingkaran. Baik di depan angka 7 maupun di belakang angka 1. Aditya sengaja melakukannya untuk memberi masyarakat ruang berkreasi mengisi ruang lingkaran.
”Batik bisa, motif lainnya bisa, foto Indonesia, Borobudur, dan sebagainya bisa,” sebutnya lagi.
Sementara itu Bekraf sendiri dalam rilis resminya menuliskan filofosi dari logo HUT RI ke-71 tahun tersebut sebagai berikut:
Filosofi Logo HUT RI ke-71 tahun |
Pendapat Saya
Seandainya, BUKAN ada ADGI di belakangnya, mungkin akan banyak pendapat yang bakal saya tuang di sini. Namun, karena yang buat adalah Sekjen ADGI yang juga dosen IKJ, wah bukan musuh nih jika mau face to face untuk mengkritik.
Lha wong saya cuma desainer grafis manula yang masih butuh perhatian pengakuan saja kok. Iya bener, manula bukan lagi pemula. Manusia lanjut usia yang terlalu terlambat untuk belajar desain grafis, baik secara formal maupun informal.
Ah sudahlah, nggak usah dibahas. Ntar saya illfil lagi.
Sebagai warga negara, tentu saya berhak juga ya memberikan pendapat. Toh, ini juga berfungsi untuk mewakili dirgahayu kemerdekaan negara saya juga kan?
Tapi ampuun! SUDAH PASTI saya tidak akan bisa menyumbangkan logo yang lebih baik daripada logo di atas. Saya cuma ingin mengeluarkan uneg-uneg saja.. :)
Tapi ampuun! SUDAH PASTI saya tidak akan bisa menyumbangkan logo yang lebih baik daripada logo di atas. Saya cuma ingin mengeluarkan uneg-uneg saja.. :)
OK deh. Terhadap logo HUT RI di atas, pendapat saya cuma dua:
PERTAMA, Logo HUT RI ke-71 tahun di atas terlalu sederhana. Sangat sederhana malah. Seharusnya bisa lebih baik lagi. Tapi yah, kembali kepada adagium yang dibuat di awal tadi. Simpel, berdaya guna dan benar bukan asal bagus. Jadinya, mungkin logo ini masuk ke dalam adagium tersebut. Walaupun, saya sendiri nggak tahu, di mana letak benarnya itu..
KEDUA, Saya tidak percaya, logonya terlihat generik. Maaf, jadi kelihatan tidak orisinil.
Logo Generik Lingkaran Merah |
Lama saya coba memahami, apa kira-kira pesan yang ingin disampaikan - diluar dari filosofi dari Bekraf di atas. Ruang negatif (negative space) yang ada pun tak berhasil menciptakan nuansa apapun. Kecuali mungkin, ingin memberikan kreasi bagi pihak lain untuk melengkapi. Mungkin.
Udah ah, itu aja. Yang buat jangan tersinggung. Yang ngedukung jangan nge-bully. Kita kan negara demokratis, sah-sah saja mengeluarkan pendapat. Iya kan? :D
Udah ah, itu aja. Yang buat jangan tersinggung. Yang ngedukung jangan nge-bully. Kita kan negara demokratis, sah-sah saja mengeluarkan pendapat. Iya kan? :D
Salam damai!
4 komentar
Gerem dan gatel rasonyo tangan kalo jinggok karya itu. Tapi itulah kenyataan (dewi fortuna). Banyak yg biso kasih lebih dari yg ado, tapi.. itula.... sabar be
REPLYIyo nian kak, sederhana cak itu. Kurang greget..
REPLYItu pakai software apa untuk buatnya ya?
REPLYBiasanya pake software pengolah grafis berbasis vektor seperti CorelDRAW, Adobe Illustrator dan Inkscape. Atau bisa juga menggunakan Photoshop.
REPLY