Kututup Bab Soal Poligami
Aku buka tulisan kali ini dengan lirik lagu Madu Tiga yang dinyanyikan oleh Ahmad Dhani feat The Swinger :
Aih senangnya dalam hati
Kalau beristri dua
Seperti dunia
Ana yang punya
Kepada istri tua
Kanda sayang padamu
Kepada istri muda
I say i love you
Istri tua merajuk
Balik ke rumah istri muda
Kalau dua dua merajuk
Ana kawin tiga
Mesti pandai pembohong
Mesti pandai temberang1
Oh tetapi jangan sampai
Eh pecah temberang2
1Temberang = Omongan berbual, bohong
2Temberang = Tali-temali pada layar kapal.
Lirik yang jenaka, nakal dan slebor. Lirik ini seakan mewakili selera humor di tengah masyarakat laki-laki dalam memandang poligami. Seakan poligami adalah hal yang enak dibicarakan, ditertawakan bersama dan tidak menanggung beban konsekuensi sama sekali.
Ok. Tetiba aku ingin menulis soal poligami ini.
Pasalnya, istri sepulang dari ikut mudik mengiring mertua ke Sri Tanjung, Ahad (28/11/2021) kemarin, rupanya bersama Mang Zili beserta istri tuanya.
Jadilah, begitu pulang ke rumah, berceritalah istri saya soal kelakuan istri tua Kak Zili tadi soal tingkah laku Kak Zili yang mencegah dia mengangkat hape panggilan dari istri keduanya. Soal jumlah ATM yang lebih dari satu - padahal istri pertama tadi tahu kalo suaminya itu seharusnya punya satu ATM saja dari bank pemerintah, sebagai tempat menampung transferan duit gaji selaku ASN.
Dan seterusnya..
Dan seperti biasa, jika sudah ngomong soal poligami ini, istri saya langsung mengultimatum. Tidak mau dimadu. Jika saya nekat poligami, maka ia akan mundur. Tidak mau hidup dimadu alias minta cerai saya.
Aku ya tertawa meringis.
Orang yang retok poligami, kok aku yang kena getahnya. Hehe..
Tapi, ini bukan sekali dua kali kami berdiskusi soal poligami - dan biasanya istri yang memulai. Aku juga sudah punya jawaban sendiri soal poligami ini.
"Aku sudah menutup bab soal poligami ini", jawabku diplomatis.
Soal Poligami
Ok. Aku buat disclaimer dulu. Aku bukan seorang ustadz, bukan pula pelaku atau penolak poligami. Namun sebagai seorang muslim, Aku tentu mengimani AlQuran dan Hadis. Dan soal poligami, ayat yang sering dipakai adalah QS An-Nisa ayat 3 :
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
Tentu saja, ayat di atas jika dimaknai dan ditafsir akan mempunyai banyak penafsiran. Sudah banyak pihak yang sangat berkompeten telah membahasnya.
Tapi, intinya. Aku tidak menolak poligami. Karena jelas-jelas sudah ada ayatnya. Dan sebagai seorang muslim, tidaklah diperkenankan menolak satu ayat saja di dalam Alquran jika tidak ingin dikeluarkan dari status muslim.
Silakan bagi yang mampu untuk berpoligami. Mampu secara fisik, mampu secara finansial lebih-lebih lagi, mampu bersikap adil dan berkasih sayang kepada istri-istrinya.
Sedangkan aku, cukup dengan satu istri. Karena aku menyadari, aku hanyalah insan yang lemah dan banyak kekurangan. Masih banyak kewajiban-kewajiban syariat yang belum aku tunaikan secara sempurna. Baik tertib rukun apalagi sampai ke level makrifah.
Jadi, untuk diriku sendiri, Aku membatasi, jangan sembarangan ngomong soal itu sunnah. Masih banyak sunnah-sunnah dari baginda Nabi Saw yang bisa kita tiru dan dahulukan. Lebih baik perbanyak amal shalih, memberi makan fakir miskin menyantuni anak-anak putus sekolah dan lainnya.
Oke clear ya..
Tabik.