Kutitipkan Anakku di Pondok...
Ponorogo, 13 Juli 2024.
Meleleh air matanya, saat ia mencoba berbicara denganku. Matanya berkaca-kaca, tertunduk dan berulang kali mengusap lelehan air matanya ke kedua lengannya, bergantian.
Itu untuk kedua kalinya ia menangis sesenggukan. Sesuatu yang sangat jarang saya lihat.
Ia hampir tidak pernah menangis, karena Fathir ini termasuk anak yang suka menjahilin umminya. Bahkan, wali kelas 6 SDnya, pun bilang kalo Fathir suka menjahilin teman-temannya.
Fathir bersama Ibu Kiki Wali Kelasnya di Kelas VI B, SD N 109 Palembang saat ambil rapor terakhir. |
Di hari ketiga ia di pondok, kami para wali santri masih diizinkan untuk menemui mereka di teras asrama. Kadang pula, masuk ke kamar asrama mereka saat mengantarkan barang-barang keperluan mereka.
Ya, sejak Rabu (10/7/2024), Muhammad Fathir Maulana, anak kedua kami, resmi menjadi Capel (Calon Pelajar) di Gontor Putra 2 Di desa Madusari, kecamatan Siman, kabupaten Ponorogo.
Disebut Calon Pelajar, karena Fathir masih dalam status Kelas Persiapan.
Meski Capel, Fathir sudah menjalani hari-hari sebagai santri pada umumnya. Bangun jam 3.30 pagi, shalat berjamaah di masjid, makan bersama di Kantin Umum, dibagikan kosakata baru setiap pagi, termasuk mengikuti pelajaran Santri level kelas 1, namun di kelas Capel.
Sabtu (13/7/2024), aku pun pulang. Mengingat, cuti 5 hari dari kantor habis Jumat kemarin. Akupun numpak bus dari Wonogiri langsung ke Palembang.
Bukan dari Ponorogo, melainkan dari Wonogiri, menginap dulu di tempat kakak.
Seperti yang aku tulis di status sebelumnya. Aku kembali ke Palembang, meninggalkan anak dan istri di Tanah Jawa. Yang Sulung, Siti Nayla Adz Dzikra di Gontor Putri 1 Mantingan, Jawa Timur.
Sementara istri, ambil kost-kostan di Ponorogo, tak jauh dari gerbang Kampus Pondok Gontor 2. Cuma sepelemparan batu jaraknya.
Mengambil peran, mempersiapkan ananda, paling tidak selama beberapa bulan ke depan. Jika ananda Fathir membutuhkan sesuatu.
Itulah mengapa, perjalanan kami kemarin, saya ambil tema MERANTAU, bukan long time journey.
Karena, masih ada kemungkinan, kami akan berpisah dalam jarak yang cukup jauh, dalam waktu yang belum ditentukan.
Tapi kami yakin, bumi yang terbentang sedemikian luas, adalah milik Allah SWT. La hawla wala quwwata illa billah.
Palembang, 17 Juli 2024.